ViolaClubINA - Kekalahan telak Fiorentina Femminile dari Wolfsburg Frauen dengan agregat 12-0 di Liga Champions Wanita baru-baru ini mengungkapkan perbedaan mencolok antara sepak bola wanita di Italia dan Jerman. Hasil ini bukan hanya soal angka, tetapi juga mencerminkan tantangan mendalam yang dihadapi sepak bola wanita di Italia. Berikut adalah beberapa poin penting yang perlu disorot:
1. Investasi Yang Berbeda
Salah satu faktor utama kesenjangan dalam sepak bola wanita adalah perbedaan tingkat investasi. Di Jerman, dukungan finansial yang signifikan telah diberikan, dengan klub-klub seperti Wolfsburg dan Bayern Munich memiliki anggaran besar untuk pengembangan tim wanita mereka. Menurut laporan UEFA, Jerman berkomitmen untuk meningkatkan kualitas dan profesionalisme sepak bola wanita melalui investasi yang konsisten. Sebaliknya, Italia masih tertinggal dalam dukungan keuangan dan fasilitas untuk klub wanita, meskipun telah ada upaya untuk memperbaikinya.
UEFA baru-baru ini menerbitkan laporan berjudul "The Business Case for Women’s Football," yang mengulas potensi pertumbuhan signifikan dalam sepak bola wanita di Eropa. Laporan tersebut menunjukkan bahwa nilai komersial liga dan klub sepak bola wanita dapat meningkat hingga enam kali lipat, mencapai €686 juta pada tahun 2033, berkat meningkatnya minat masyarakat yang mendorong pertumbuhan jumlah penggemar dari 144 juta menjadi 328 juta dalam satu dekade ke depan.
Dalam laporan ini, terdapat 20 rekomendasi untuk pemangku kepentingan guna meningkatkan investasi dan profesionalisme dalam sepak bola wanita. Beberapa saran kunci mencakup pengembangan rencana bisnis yang lebih baik, peningkatan standar permainan, serta pembentukan ekosistem berkelanjutan untuk menarik lebih banyak sponsor dan pemirsa.
Dengan meningkatnya perhatian dan investasi dalam sepak bola wanita, klub dan liga memiliki peluang besar untuk meraih keuntungan finansial yang lebih baik dan memperluas jangkauan penggemar. Laporan ini berfungsi sebagai panduan bagi investor dan pemangku kepentingan yang ingin berpartisipasi dalam pertumbuhan ini.
[UEFA report says women’s club game could grow to €686m in revenue by 2033 dan UEFA today launches ‘The Business Case for Women’s Football’]
2. Fasilitas Dan Pelatihan Yang Mumpuni
Fasilitas pelatihan yang unggul di Jerman menjadi faktor penting dalam pengembangan pemain. Liga Bundesliga memiliki infrastruktur yang lebih maju, memungkinkan pemain berlatih dengan efektif dan mengoptimalkan keterampilan mereka. Sebuah studi oleh FIFA menunjukkan bahwa klub-klub Jerman dilengkapi dengan teknologi dan metode pelatihan modern, jauh lebih baik dibandingkan liga di Italia, yang berdampak signifikan pada performa tim di level Eropa.
FIFA juga telah menerbitkan beberapa studi penting mengenai perkembangan sepak bola wanita, termasuk analisis mendalam tentang liga dan klub di seluruh dunia. Salah satu laporan utama, berjudul "Setting the Pace," mengidentifikasi faktor-faktor yang berkontribusi pada kesuksesan sepak bola wanita. Laporan pertama dirilis pada Mei 2021, diikuti edisi kedua pada Oktober 2022, yang melibatkan data dari 30 liga dan 294 klub. Dalam laporan tersebut, terdapat beberapa temuan kunci:
- Strategi Tertulis: Sekitar 90% liga memiliki strategi tertulis pada tahun 2022, meningkat dari 79% pada tahun 2021, sementara liga yang memiliki sponsor judul meningkat menjadi 77%.
- Pendapatan Broadcasting: erdapat peningkatan signifikan dalam pendapatan dari hak siar, dengan liga yang memiliki sistem lisensi klub cenderung menghasilkan pendapatan lebih tinggi.
- Investasi dalam Pemasaran: Klub yang menginvestasikan lebih dari USD 100.000 untuk pemasaran mencatatkan pendapatan komersial yang lebih tinggi.
- Transfer Internasional: Biaya transfer internasional di sepak bola wanita mencapai rekor baru sebesar USD 2,1 juta pada tahun 2021, meningkat 73% dibandingkan tahun sebelumnya.
[FIFA sets the pace with release of second study into elite women’s league and club football dan FIFA produces second edition of benchmarking study into women’s football]
3. Budaya Dan Partisipasi Masyarakat
Budaya serta partisipasi masyarakat dalam sepak bola wanita di Jerman sangat kuat. Banyak perempuan muda di negara ini memiliki ambisi berkarir di dunia sepak bola, berkat dukungan luas dari masyarakat dan media. Data UEFA menunjukkan bahwa partisipasi perempuan dalam olahraga, termasuk sepak bola, lebih tinggi di Jerman dibandingkan di Italia, di mana stigma dan kurangnya representasi masih menjadi tantangan.
UEFA melaporkan beberapa fakta menarik terkait partisipasi sepak bola wanita di Eropa. Pada tahun 2023, jumlah pemain wanita terdaftar mencapai lebih dari 1,2 juta, meningkat 4% dibandingkan tahun sebelumnya. Sejak tahun 1985, jumlah pemain wanita telah meningkat lima kali lipat, dengan lebih dari 750.000 di antaranya berusia di bawah 18 tahun.
Untuk meningkatkan partisipasi dan kualitas permainan, UEFA telah meluncurkan berbagai inisiatif. Saat ini, sekitar 47 asosiasi memiliki strategi khusus untuk sepak bola wanita, dan lebih dari 21.000 pelatih wanita terdaftar di seluruh Eropa.
Rata-rata penonton pertandingan UEFA Women’s Champions League juga meningkat dua kali lipat dalam empat tahun terakhir, mencerminkan peningkatan minat yang signifikan.
[Recent growth just the beginning for women's football dan The Business Case for Women’s Football]
4. Media Dan Eksposur
Peran media dalam mempromosikan sepak bola wanita sangat signifikan. Di Jerman, liga wanita mendapat perhatian besar dari media, yang berkontribusi pada peningkatan visibilitas dan dukungan sponsor. Laporan dari FIFPro menunjukkan bahwa liputan media yang baik dapat meningkatkan kesadaran serta popularitas olahraga ini. Di Italia, meskipun terdapat peningkatan, eksposur terhadap sepak bola wanita masih terbatas, berdampak pada daya tarik dan dukungan yang diterima.
FIFPRO telah merilis beberapa laporan penting tentang kondisi sepak bola wanita, terutama terkait media dan tantangan yang dihadapi para pemain profesional. Temuan menarik dari laporan terbaru mengungkapkan peningkatan risiko cedera di kalangan pemain sepak bola wanita akibat jadwal padat dan perjalanan yang panjang. Data menunjukkan bahwa pemain yang mengalami cedera ACL (Anterior Cruciate Ligament) sering kali memiliki lebih banyak penampilan dan waktu istirahat kurang dari lima hari di antara pertandingan. Cedera ini umum terjadi di kalangan pemain top yang bertanding di liga-liga seperti Inggris, Prancis, Jerman, dan Spanyol pada musim 2021/22 dan 2022/23.
Selain itu, media sosial juga berperan penting dalam meningkatkan eksposur sepak bola wanita. Namun, pemain sering menghadapi tantangan berupa pelecehan daring. FIFPRO bekerja sama dengan FIFA untuk melindungi para pemain melalui laporan khusus tentang keamanan media sosial selama Piala Dunia Wanita 2023.
[Global survey shows ongoing impact of Covid-19 pandemic on women footballers dan New FIFPRO report warns of uneven Women’s World Cup qualifying across confederations]
5. Fakta Menarik
- Jumlah Penonton: Perbandingan jumlah penonton liga sepak bola wanita di Italia dan Jerman menunjukkan perbedaan signifikan. Liga sepak bola wanita Jerman menarik perhatian yang jauh lebih besar. Contohnya, final Piala Eropa Wanita 2022 antara Inggris dan Jerman mencatatkan lebih dari 17,4 juta penonton di BBC, memecahkan rekor penonton untuk pertandingan sepak bola wanita di Inggris. Sementara itu, liga di Italia masih berjuang untuk mencapai angka serupa dalam hal jumlah penonton dan perhatian media. Salah satu faktor utama perbedaan ini adalah dukungan media dan promosi yang lebih kuat di Jerman, di mana pertandingan sepak bola wanita sering disiarkan langsung dan mendapatkan liputan lebih luas. Di Italia, banyak pertandingan tidak memiliki akses siaran yang sama. Selain itu, Piala Dunia Wanita 2023 menunjukkan tren positif, dengan 80% populasi umum mengetahui turnamen tersebut dan minat tinggi dari berbagai kelompok usia untuk menontonnya secara langsung. Ini menunjukkan potensi besar untuk pertumbuhan liga-liga seperti Serie A wanita Italia jika diberikan akses dan promosi yang lebih baik. [Perbedaan sepakbola perempuan dengan lelaki]
- Keberhasilan Tim Nasional: Perbandingan keberhasilan tim nasional wanita Italia dan Jerman menunjukkan perbedaan signifikan dalam prestasi sepak bola wanita. Jerman telah lama menjadi kekuatan dominan, meraih dua gelar Piala Dunia Wanita FIFA (2003 dan 2007) dan delapan gelar UEFA Women's Championship. Sementara itu, Italia baru mulai menunjukkan taringnya dalam beberapa tahun terakhir, meskipun memiliki sejarah kaya dalam sepak bola pria.
Di Piala Dunia Wanita 2023, Jerman mengalami kegagalan awal dengan tersingkir di babak penyisihan grup, mengecewakan banyak penggemar. Tim wanita Italia pun berjuang untuk menunjukkan performa kuat dalam turnamen besar. Salah satu alasan keunggulan Jerman adalah infrastruktur dan investasi yang lebih besar dalam pengembangan sepak bola wanita, didukung program terstruktur dari asosiasi sepak bola nasional. Sementara Italia masih dalam tahap perkembangan dalam fasilitas dan sumber daya untuk tim nasional wanita.
Meskipun tim wanita Jerman gagal di Piala Dunia 2023, mereka tetap memiliki beberapa pemain bintang diakui secara internasional. Di sisi lain, Italia menunjukkan potensi berkembang dengan munculnya pemain muda berbakat yang mulai menarik perhatian di liga-liga Eropa. [Women's football in Italy dan Germany v Italy: Women's EURO facts]
- Kesetaraan Gaji: Perbandingan kesetaraan gaji di liga sepak bola wanita Jerman dan Italia menunjukkan perbedaan yang signifikan. Frauen-Bundesliga di Jerman telah menjadi salah satu liga paling profesional dan kompetitif di Eropa, di mana para pemain menikmati gaji lebih tinggi dan fasilitas yang lebih baik. Rata-rata gaji pemain di Frauen-Bundesliga mencapai sekitar €200.000 per tahun, dengan pemain papan atas mendapatkan lebih dari €300.000.
Sementara itu, Italia baru-baru ini menyadari perlunya meningkatkan profesionalisme di liga wanita mereka. Sejak 2022, Serie A Femminile telah ditetapkan sebagai liga profesional, dengan pemain dijamin gaji minimum sekitar €26.000 per tahun. Namun, liga ini masih menghadapi tantangan dalam kesetaraan gaji dan fasilitas jika dibandingkan dengan rekan-rekan mereka di Jerman. Meskipun ada kemajuan, banyak klub di Italia masih berjuang secara finansial, dan banyak pemain muda harus mempertimbangkan dengan cermat pilihan kontrak untuk menghindari masalah di masa depan. [What the professionalization of Serie A Femminile means for women’s soccer in Italy]
6. Masa Depan Yang Harus Dijalani
Kekalahan Fiorentina ini seharusnya menjadi panggilan untuk bertindak bagi sepak bola wanita Italia. Agar bisa bersaing di tingkat Eropa, diperlukan upaya serius untuk meningkatkan investasi, infrastruktur, dan kesadaran publik terhadap sepak bola wanita. Dengan pendekatan yang tepat dan komitmen dari semua pihak, sepak bola wanita Italia bisa bangkit dan mengejar ketertinggalan dari negara-negara lain, termasuk Jerman.
Dalam dunia sepak bola yang terus berkembang, penting bagi Italia untuk beradaptasi dan memberikan ruang bagi wanita untuk bersinar. Semoga, dengan langkah-langkah yang tepat, kita bisa melihat kebangkitan sepak bola wanita Italia di masa depan. (Sumber: Artikel womeninfootball.co.uk, fifa.com, fifa.com,, fifa.com,, fifpro.org | Foto @acf_women)